ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Harga Bitcoin melonjak tajam hingga mencetak rekor tertinggi baru pada Senin (14/7/2025) di level US$122.838 alias sekitar Rp2 miliar. Nilai ini melonjak nyaris 100% dibandingkan posisi pada Juli tahun lalu.
Dalam waktu singkat, kapitalisasi pasar Bitcoin sempat menembus US$2,4 triliun alias sekitar Rp39,12 kuadriliun. Ini menjadikan Bitcoin sebagai aset kelima paling berbobot di dunia, melampaui Amazon.
Kenaikan ini terjadi di tengah antusiasme penanammodal menyambut apa nan disebut Komite Jasa Keuangan DPR AS sebagai "Pekan Kripto." Tiga rancangan undang-undang nan tengah dibahas bermaksud menciptakan kerangka izin bagi aset digital di AS.
Rancangan nan dimaksud adalah CLARITY Act, Anti-CBDC Surveillance State Act, dan GENIUS Act. Menurut Pemimpin Mayoritas DPR AS Steve Scalise, ketiga beleid itu mendukung agenda presiden nan pro-pertumbuhan dan pro-bisnis.
Ekspektasi ini ikut mendorong imbal hasil besar bagi para pemegang BTC. Harga koin tersebut apalagi melampaui penguatan pasar saham secara keseluruhan, nan juga mendekati rekor tertinggi dan naik nyaris 12% dibanding tahun lalu.
Menurut perkiraan Forbes, berikut beberapa miliarder nan cuannya paling besar lantaran lonjakan Bitcoin. Sebaliknya, orang terkaya di bumi kripto, Changpeng Zhao, tak banyak diuntungkan lantaran tak mempunyai banyak Bitcoin secara langsung.
Michael Saylor | US$11,2 miliar | +US$6,8 miliar
Saylor dikenal sebagai tokoh nan sangat optimistis terhadap Bitcoin, dengan investasi besar melalui MicroStrategy dan akun pribadinya. MicroStrategy sekarang mempunyai 601.550 BTC, senilai nyaris US$74 miliar.
Antara 7-13 Juli, perusahaannya kembali membeli 4.225 BTC dengan nilai rata-rata US$111.827 per koin. Saylor juga pernah mengungkapkan bahwa dirinya secara pribadi memegang 17.732 BTC nan dibeli seharga US$175 juta pada 2020. Dengan begitu, kekayaannya ditaksir sekitar US$11,2 miliar alias setara Rp182,56 triliun.
Brian Armstrong | US$16,4 miliar | +US$5,2 miliar
CEO Coinbase ini terus menjual sahamnya secara berjenjang hingga 2025 lewat skema perdagangan otomatis. Namun, dia tetap memegang sekitar 19% saham Coinbase, nan turut melonjak seiring naiknya nilai Bitcoin.
Tyler dan Cameron Winklevoss | Masing-masing US$4,2 miliar | +US$3,7 miliar
Keduanya diketahui mempunyai 28.288 BTC, nan sekarang berbobot sekitar US$3,5 miliar. Pada Juni lalu, mereka mendonasikan 15,47 BTC masing-masing kepada kampanye Donald Trump, sebagai corak kritik terhadap kebijakan mata uang digital pemerintahan Biden.
Mike Novogratz | US$4,9 miliar | +US$2,4 miliar
Novogratz adalah penanammodal awal Bitcoin dan pendiri sekaligus CEO Galaxy Digital Holdings, perusahaan investasi mata uang digital nan tercatat di Bursa Toronto. Ia mulai membeli Bitcoin sejak 2013 dan mempunyai portofolio luas di sektor kripto.
Fred Ehrsam | US$4,2 miliar | +US$1,1 miliar
Ehrsam adalah salah satu pendiri Coinbase nan sekarang konsentrasi pada Paradigm, perusahaan investasi mata uang digital dengan biaya kelolaan lebih dari US$8 miliar. Ia tetap duduk di majelis Coinbase dan mempunyai 4% saham, nan naik 81% dalam setahun terakhir.
Tim Draper | US$3,6 miliar | +US$1,6 miliar
Draper merupakan mitra pendiri perusahaan modal ventura Draper Fisher Jurvetson dan penanammodal awal Bitcoin. Pada 2014, dia membeli 29.656 Bitcoin hasil sitaan dari pasar gelap Silk Road, nan sekarang nilainya lebih dari US$3,6 miliar.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bikin Kaget, Deretan Perusahaan Besar Ini Getol Timbun Bitcoin